Ingin Sembuh dari Sakit Jantung TANPA OPERASI?

Anda sedang mencari obat jantung bocor pada anak dan bayi tanpa operasi? Saat ini anda sudah berada di tempat yang tepat karena kami akan memberikan solusi terbaik untuk anda. Jelly Gamat Gold G merupakan obat jantung bocor tradisional yang sudah terbukti dan teruji, efektif menyembuhkan penyakit jantung bocor tanpa efek samping. Hingga saat ini, sudah banyak konsumen kami yang sembuh dengan obat jantung bocor tradisional ekstrak teripang herwan dasar laut samudera ini. Berikut Penjelasannya.


Obat Jantung Bocor Tradisional - Penyakit jantung bocor merupakan penyakit yang paling kerap ditemui pada bayi dan anak anak, namun penyakit ini juga banyak dialami wanita serta terjadi pada menjelang usia dewasa. Penyakit jantung bocor terjadi ketika katup antara atrium dan ventrikel tidak menutup dengan benar. Penyebab dari kondisi ini bisa berkembang sebelum kelahiran (bawaan lahir) atau bisa juga muncul suatu ketika semasa hidup seseorang.

Jika klep bocor masih dalam tahap ringan, maka Anda hanya perlu mengubah kebiasaan hidup Anda atau jika perlu hanya cukup mengkonsumsi obat-obatan. Tapi jika sudah pada tahap akut, maka dokter akan menyarankan anda untuk melakukan operasi/pembedahan jantung.
Namun yang menjadi pertanyaan saat ini, Berapa banyak uang yang harus kita siapkan untuk biaya operasi jantung bocor? Sudah pasti sangat besar, dan itupun tidak memberikan garansi bagi anda untuk bisa sembuh total. Tentu akan ada efek samping paska pembedahan tersebut. Untuk itu kami memberikan solusi terbaik bagi anda yang ingin sembuh dari penyakit jantung bocor tanpa operasi, yaitu dengan obat jantung bocor tradisional Jelly Gamat Gold G. Bukan tanpa bukti, keampuhan obat jantung bocor tradisional Jelly Gamat Gold G sudah melalui beberapa penelitian para ahli dan kesembuhan para konsumen.

 Penyakit Jantung Koroner terjadi ketika otot jantung tidak mendapatkan pasokan oksigen yang cukup dari pembuluh darah koroner. Hal ini biasanya terjadi karena adanya penyempitan pada pembuluh darah koroner tersebut yang biasanya disebabkan oleh plak atau timbunan lemak berlebih.

Ketidakmampuan pembuluh darah koroner dalam menyediakan oksigen yang cukup bagi otot jantung, tentunya menyebabkan kinerja jantung menjadi lemah. Dan jika kekurangan pasokan oksigen dari salah satu pembuluh darah koroner ini tidak dapat diatasi oleh pembuluh koroner lainnya, maka otot jantung yang seharusnya bekerja memompa darah akan berhenti.

Penyumbatan pada koroner bervariasi tergantung pada banyaknya koroner yang tersumbat dan berapa persen penyumbatan yang terjadi.

Beberapa hal berikut dipercaya menjadi faktor-faktor resiko atas penyakit jantung koroner :
  1. Usia dan Jenis Kelamin
    Semakin tinggi usia, maka resiko terkena serangan jantung koroner lebih tinggi. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa lebih dari 80% orang yang meninggal karena penyakit jantung koroner berusia di atas 60 tahun. Dan pria memiliki resiko lebih cepat terkena resiko jantung koroner daripada wanita yang resiko baru akan meningkat setelah menopouse.
  2. Tingginya kadar kolesterol
    Penyebab utama jantung koroner adalah kurangnya pasokan oksigen yang suplainya diperankan oleh pembuluh darah koroner. Ketika pembuluh ini tersumbat oleh kolesterol dan zat buangan lainnya maka penyakit inipun muncul.
  3. Keturunan
    Orang yang memiliki keluarga dekat berpenyakit jantung beresiko lebih tinggi dibandingkan yang tidak.
  4. Darah tinggi
    Tekanan darah tinggi menjadikan kinerja jantung lebih berat sehingga meningkatkan resiko jantung koroner.
  5. Kebiasaan merokok
    Seorang perokok memiliki resiko terkena serangan jantung koroner dua hingga empat kali lipat lebih besar dibandingkan mereka yang tidak merokok. Oleh karena itu, jika anda seorang perokok dan ingin terhindar dari penyakit mematikan ini, pertimbangkanlah untuk segera menghentikan kebiasaan tersebut.
  6. Kegemukan/Obesitas
    Kegemukan meningkatkan resiko tekanan darah tinggi, dan orang gemuk cenderung memiliki kadar kolesterol lebih tinggi.
  7. Penyakit Gula/Diabetes Mellitus
    Para penderita Diabetes memiliki kecenderungan beresiko lebih tinggi terkena serangan jantung koroner. Dua pertiga penderita penyakit gula ini meninggal karena serangan jantung.
  8. Stress
    Tingkat stress yang tinggi dan kemarahan yang tidak terkendali akan memicu serangan jantung dan stroke. Mengendalikan emosi menjadi kunci utama untuk menghindari resiko ini.
  9. Kurang Olahraga/ Kurang gerak
    Olahraga teratur membuat jantung rutin bekerja 'lembur' sehingga otot-otot jantung terlatih.
Dari faktor-faktor di atas, beberapa diantaranya memang tidak dapat kita hindarkan karena memang sudah menjadi kodrat Ilahi. Kita tidak mungkin melawan penuaan atau bertambahnya usia atau merubah garis keturunan.

Namun demikian, resiko penyakit jantung koroner bisa Anda hindarkan dengan cara-cara berikut :
  • Mengurangi makanan yang mengandung lemak jenuh tinggi. Biasanya terdapat pada daging berwarna merah seperti sapi dan kambing.
  • Mengurangi atau bahkan berhenti sama sekali dari merokok dan minum kopi terlalu sering
  • Olahraga secara teratur. Berjalan kaki, jogging, atau senam aerobik selama 30 menit setiap hari, 3-4 kali seminggu dapat menguatkan jantung, membakar lemak dan menjaga kesimbangan kolesterol.
  • Kendalikan emosi/marah agar terhindar dari stress
  • Mengatur pola makan sehat, memperbanyak makan buah-buahan dan sayuran yang mengandung antioksidan tinggi (Vitamin A, C dan E) karena makan seperti ini dapat mencegah lemak jenuh berubah menjadi kolesterol.

Related Posts:

Gizi Susu Segar Lebih Baik?

Rasanya tak ada yang meragukan nilai gizi yang terkandung pada susu. Susu merupakan sumber protein, lemak, vitamin, dan mineral yang perlu dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhan gizi keluarga. Akan tetapi, susu menjadi bahan pangan yang tidak layak konsumsi jika tidak ditangani dengan benar.

Saat ini di pasaran tersedia berbagai produk susu, ada yang dalam bentuk bubuk, susu kental manis, atau susu segar. Akan tetapi, susu kental manis tidak terlalu dianjurkan untuk konsumsi sehari-hari karena kandungan gulanya yang tinggi.

Susu segar, menurut dr Samuel Oetoro, SpGK dari Klinik Semanggi, memiliki keunggulan dibanding susu kental manis atau susu bubuk karena proses pengolahannya tidak berlebihan sehingga zat gizi yang terbuang lebih sedikit.

"Susu segar, baik yang di-pasteurisasi atau susu UHT (ultrahigh temperature), sama-sama memiliki keunggulan nilai gizi yang tinggi. Selain itu, susu yang sudah siap minum ini rasa susunya lebih terasa," katanya.

Sementara susu bubuk, yang proses pengolahannya merupakan susu cair yang dikeringkan, menurut dr Samuel, akan kehilangan beberapa zat gizi. "Memang di zaman sekarang ini susu bubuk disuplementasi, zat gizi yang terbuang dalam pengolahan akan ditambahkan lagi. Tetapi, jika ingin memilih yang natural, tentu pilihannya susu segar," katanya.

Meski demikian, susu bubuk memiliki keunggulan daya tahan yang lama dan praktis karena mudah dibawa-bawa. Sementara itu, jika Anda lebih memilih susu segar yang langsung dibeli dari peternak, dr Samuel mengingatkan pentingnya mencari sumber susu yang aman.

"Meski bersifat alami, tetapi pilih peternakan yang menjaga kualitas produknya. Perhatikan apakah pangan ternak itu mengandung kontaminan atau tidak," katanya.

Related Posts:

Kanker Prostat dan Merokok, Kombinasi Mematikan

Perokok yang didiagnosa menderita kanker prostat akan menghadapi tumor yang lebih ganas dan risiko kematian akibat penyakit itu dibandingkan dengan pria bukan perokok.

Kesimpulan riset yang dilakukan tim dari Harvard School of Public Health and University of California itu menemukan, risiko kematian akibat kanker prostat pada pria perokok mencapai 61 persen. Demikian juga risiko untuk terjadinya kekambuhan penyakit setelah melakukan terapi.

Di antara perokok dan bukan perokok yang kankernya belum menyebar ketika didiagnosa, atau dalam bahasa medis disebut kanker non-metastatik, risiko kematian yang dihadapi perokok mencapai 80 persen.

Meski demikian, perokok yang sudah berhenti selama 10 tahun atau lebih ketika didiagnosa kanker prostat memiliki peluang yang sama dengan pria bukan perokok, baik dalam kekambuhan maupun risiko kematian.

"Data riset ini melegakan karena hanya sedikit yang kita ketahui untuk mengurangi risiko kematian akibat kanker prostat. Ini juga bisa jadi alasan untuk tidak merokok," kata Edward Giovannucci, profesor nutrisi dan epidemiologi dari Harvard.

Penelitian tersebut mengkaji data kesehatan dari 5.366 pria yang didiagnosa kanker prostat antara tahun 1986 dan 2006. Pada periode tersebut, 1.630 meninggal, 524 (32 persen) karena kanker prostat dan 416 (26 persen) karena penyakit jantung.

Kanker prostat merupakan jenis kanker yang paling banyak diderita pria di Amerika dan mengenai 1 dari 6 pria dalam hidupnya.

Related Posts: